Pelosok Waktu dan Kelakar-kelakarnya.

Monday, September 14, 2009 | |

Bukan purnama jika tidak segera di karantina dalam hati para pujangga kacangan.

Bukan juga rembulan dan segenap kebinalannya, jika tidak dipaksa bersenggama kata-kata oleh pujangga karbitan

Bukan pula chandra dan seluruh keseksiaanya, jika tidak direngkuh dan ditelan remuk oleh pujangga bala Batarakala.

Karena hanya di benda bulat nang menawan itulah, para pujangga bebas merintihkan luka dan sukanya atas nama berhala cinta.

Dan dipelosok waktu yang berbeda...

Ini adalah nasib si Gadis, diberi kekebalan anti duka lara untuk bisa mencabik dunia

Ini adalah nasib si Gadis, punyai amarah dan gelora untuk bisa menginjak-ijak perbedaan

Ini adalah nasib si Gadis, lebih menawan dengan kepalan tangan, dalam baku hantam melawan penindasan.

Ini adalah nasib si Gadis, rajam batu dan cambuk tak goyahkan jiwa raganya untuk berontak dan menantang nasib satu lawan satu

Dan kemanakah kubus besar yang bernama negeri republikkan. Lari dan bersembunyi diselangkangan pertiwi dengan segepok harga diri yang ditukar oleh nasib para pahlawan devisa negeri.



Dan satu kata dari sang pujangga kelas teri kepada si Gadis. Bukan aku yang menghamilimu!

0 comments:

Post a Comment