North

Friday, October 23, 2009 | |

Sedari sabtu minggu lalu, Dia sukses menaruh kepalanya. Ada keresahan-kerasahan yang datang lewat jendela, masuk ke ruang-ruang galau kemudian bunuh diri disana, sehingga bangkainya sulit di endus anjing kurap.

Sebotol air putih, mengguyur kerongkongannya yang mengering. Peluh mengucur seenak perutnya. Berlarian, berebut sela-sela kain pembatas pinggang dan kemaluannya. Merembes dan mengering. Duduk. Berkompromi dengan pikirannya yang berpautan, membentuk simpul mati.

Belum juga datang apa itu solusi, mungkin di jadwalkan setahun kemudian atau dalam batas-batas waktu yang tak menentu. Tetap saja membaringkan calon-calon bangkai itu, tidak juga melepas nyawanya untuk sekedar mencicipi janji-janji para kyai, akan adanya taman tanpa dosa.

Yang terjadi matanya terpejam setelah jauh menitih perkiraan-perkiraan dan menghitung waktu mundur, akan apa yang ingin dia lakukan, sekarang.

5 comments:

Dream Competition said...

Yah ,solusi emang susah di temukan oleh orang yang berfikiran sempit seperti itu.Moga Tuhan memberi jalan dan petunjuk.

Pasang Iklan Gratis said...

Orang yang seperti itu pasti mempunyai masalah yang sangatlah besar, dan harusnya memperkuat iman, karena semua masalah akan ada jalan keluarnya, jika kita sabar!

Ikan Baris

Anonymous said...

seapapun renyahnya sebuah masalah pastinya enggan kita harapkan kan but semanusia manusianya pastilah memiliki suatu masalah dan mungkin..........masalah yang sedang dihadapkan oleh seseorang itu sudah sangat beratnya hheh..........
salam dalam 2 musim

elia bintang. said...

waduh bro.. kl ini gw bnr2 ga nyampe otaknya buat ngerti. berlarian merebut pembatas pinggang dan kemaluannya? wooww.. hehehe

Anonymous said...

Pusing bacanya.... XD

Post a Comment